Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Versi Bulan Ramadlan

Jana Ramadlan ::: Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Versi Bulan Ramadlan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله  اللهم صل وسلم على سيدنا محمد  وعلى اله وصحبه
Pembahasan mengenai Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sebenarnya sudah banyak saya bahas, bahkan salah satu postingan saya ada yang ada di urutan no 1 di serp google mulai 2012 dan baru ada di urutan no 2 pada akhir 2018 ini.

Kronologi Tulisan Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Versi Bulan Ramadlan

Kenapa bisa begitu?
Karena tulisan saya yang berjudul "Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Aswaja)" banyak yang mengcopy paste, dan ditambah ada kelompok yang sengaja berusaha merusak tulisan saya tersebut, dan kelompok tersebut adalah kelompok Wahabi, yang mana mereka sakit hati karena di pos saya tersebut banyak membahas mengenai wahabi dan menjelaskan bahwa wahabi bukanlah golongan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. jelas saja mereka marah dengan tulisan saya apalagi tulisan saya ada di posisi no 1 di serp google, maka semakin menambah sakit hati mereka.

Sekarang malah posisi saya diganti oleh posisi postingan mereka, kaum wahabi memang luar biasa dibidang blogging. website mereka rata rata menguasai serp google, dan saya sudah lama sekali bersaing dengan mereka dan sekarang saya kesulitan soalnya teman teman saya yang ngeblog bersama saya sudah banyak yang tidak aktif lagi, dan masih diisi oleh blogger baru dan masih benar benar newbie. perjuangan yang sangat berat bagi saya, namun tetap harus saya jalani karena ini masuk jihad saya bertabligh melalui internet membantah paham sesat dan menyelamat saudara seiman dari pemahaman yang sesat.

Saya kejar keyword "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah" karena saya khawatir banyak orang terkecoh dengan label Ahlus Sunnah Wal Jama'ah palsu mereka yang berpaham bukan paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah akan tetapi mengaku ngaku Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Perjuangan saya entah akan sukses atau tidak namun yang pasti Insya Allah Allah akan memberikan pahala buat saya amin.

Kronologi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Ahlus Sunnah Wal Jama'ah itu ada sejak zaman Rasulullah SAW.
Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah bukanlah buatan ulama semata, Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sudah dan memang salah satu bentuk istilah yang ada dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW sendiri.
 Walaupun masih banyak yang salah memahami apa itu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah atau dan memang sengaja disalah tafsirkan untuk mendukung dirinya atau kelompoknya dengan mengatasnamakan islam dengan paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini adalah salah satu hadits Nabi SAW

افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة، وافترقت النصارى على اثنتين وسبعين فرقة، وستفترق هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة كلها في النار إلا واحدة، قيل: من هي يا رسول الله؟ قال: من كان على مثل ما أنا عليه وأصحابي. وفي بعض الروايات: هي الجماعة

Artinya: Umat Yahudi menjadi 71 golongan. Nasrani terpecah menjadi 72 kelompok. Umat ini (Islam) akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali 1 (satu) golongan (yang selamat). Nabi ditanya, "Siapa dia ya Rasulullah?" Nabi menjawab, "Yaitu golongan yang seperti aku dan para Sahabatku." Dalam sebagian riwayat, "Dia adalah jamaah.

Dan juga ada hadits lain yang bersangkutan erat dengan hal ini ialah hadits:

عليكم  بسُنَّتي  وسُنَّةِ  الخُلفاء  المهديِّين الراشِدين، تمسَّكوا بها، وعَضُّوا عليها بالنواجِذ
Wajib atas kalian mengikutiku dan mengikuti penerusku yang mendapat petunjuk. maka agar berpegang teguh kalian dan gigitlah dengan gigi geraham kalian.

Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Secara Singkat dan Simple

Jika dilihat dari kedua hadits diatas berarti Ahlus Sunnah Wal Jama'ah adalah orang atau kelompok yang mengikuti Nabi, mengikuti Qur'an, mengikuti para sahabat nabi. dan pengamalannya jelas haruslah secara kaffah, tidak boleh meniadakan salah satu saja dari hadits nabi baik yang berupa hadits qaul atau fi'li atau takriri. bukan hanya mengikuti sebagian hadits saja dan meniadakan hadits yang lain, dan hal ini yang banyak dilakukan atau diamalkan oleh mereka golongan paham di luar Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Menjelaskan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Tujuannya untuk memberikan pendidikan bahwasanya begitu dan begini Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sebenarnya, bukan menulis untuk membenarkan amaliah sendiri atau kelompoknya sendiri.

Contoh Penjelasan Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang mengarahkan untuk pembenaran diri sendiri namun bertolak belakang dengan kenyataan ialah seperti tulisan kaum wahabi sebagai berikut:


Definisi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
Pengertian as-Sunnah Secara Bahasa (Etimologi)

As-Sunnah  secara bahasa berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu sannan", dan "masnuun" yaitu yang disunnahkan. Sedang "sanna amr" artinya menerangkan (menjelaskan) perkara.
As-Sunnah juga mempunyai  arti "at-Thariqah" (jalan/metode/pandangan hidup) dan "as-Sirah" (perilaku) yang terpuji dan tercela. Seperti sabda Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam ,
"Sungguh kamu  akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). (HR. Al-Bukhari no 3456, 7320 dan Muslim no. 2669 dari Sahabat Abu Sa'id al-Khudri).

Lafazh "sanana" maknanya adalah (pandangan hidup mereka dalam urusan agama dan dunia).

"Barangsiapa memberi contoh suatu sunnah (perilaku) yang baik dalam Islam, maka baginya pahala kebaikan tersebut dan pahala orang yang mengerjakannya setelahnya, tanpa mengurangi sesuatu apapun dari pahala mereka. Dan barang siapa memberi contoh sunnah (perilaku) yang jelak dalam Islam ...." (HR. Muslim). ((HR. Muslim no. 1017, at-Tirmidzi no. 2675, Ibnu Majah no. 203, ad-Darimi no. 514, Ahmad (IV/357), an-Nasa-i no. 2553, dan yang lainnya dari Sahabat Jarir bin ‘Abdillah. Hadist selengkapknya adalah sebagai berikut, "Dari al-Mundzir  bin jarir, dari bapaknya, dia berkata, "Kami pernah berada bersama Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam pada permulaan terik siang. Dia berkata, ‘Lalu datanglah kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam suatu kaum dalam keadaan tidak beralas kaki dan telanjang, hanya memakai kain selimut (yang nampak dari yang memakainya hanya bagian kepala saja) atua mantel dari karung sambil menyandang pedang, kebanyakan mereka  dari kabilah Mudhar, bahkan semuanya dari Mudhar. Melihat kondisi demikian raut wajah Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam menjadi berubah (karena merasa iba) karena melihat kefakiran yang menimpa mereka. Lalu  beliau masuk kemudian keluar, kemudian  menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan dan iqamah. Rasulullah shalallhu'alaihi wassalam lalu mengerjakan shalat kemudian dikuti dengan berkhutbah, sambil bersabda : ‘Hai sekalain manusia bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, .... sampai akhir ayat ‘Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu,' (An-Nisaa': 1) juga membaca ayat dalam surat Al-Hasyr, ‘Hari orang-orang  yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memeprhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah....' (Al-Hasyr: 18). (Karena mendengar khutbah Nabi tersebut) Kemudian ada seseorang bershadaqah dari dinarnya, diharmnya, pakaiannya, dari satu sha' (kira-kira 3 kg) gandumnya, satu sha' kurma, sampai-sampai beliau mengatakan walaupun hanya dengan setengah butir kurma kering.' Dia berkata: "Kemudian seorang laki-laki dari Kaum Anshar membawa  membawa sekantung penuh kurma, hampir-hampir telapak tangannya tidak kuat untuk membawahnya, bahkan benar-benar lemah, maka hal itu diikuti silih berganti oleh banyak orang. Sampai-sampai aku melihat dua tumpukan makanan dan pakaian yang sangat banyak. Akupun melihat raut wajah Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam bergembira seakan-akan bersinar cerah sekali,  kemudian beliau bersabda: "Barangsiapa  yang mencontohkan suatu sunnah yang baik dalam Islam, maka baginya pahala sunnah tersebut dan pahala orang yang mengamalkannya sesudahnya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barang siapa mencontoh suatu sunnah yang jelek/buruk dalam Islam, maka dosanya akan ditanggungnya dan juga dosa orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.')

"Barangsiapa memberi contoh suatu sunnah (perilaku) yang baik dalam Islam, maka baginya pahala kebaikan tersebut dan pahala orang yang mengerjakannya setelahnya, tanpa mengurangi sesuatu apapaun dari pahalam mereka. Dan barangsiapa memberi contoh sunnah (perilaku) yang jelak dalam Islam ...."

Lafazh "sunnah" maknanya adalah "sirah" (perilaku). (Lihat kamus bahasa, Lisaanul ‘Arab, Mukhtaarush Shihaah dan al-Qaamuusul Muhith: (bab: Sannana).


Pengertian as-Sunnah Secara Istilah (Terminologi)

Yaitu petunjuk yang telah ditempuh oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam dan para Sahabatnya baik berkenaan dengan ilmu, ‘aqidah, perkataan, perbuatan maupun ketetapan.

As-Sunnah juga digunakan untuk menyebut sunnah-sunnah (yang berhubungan dengan) ibadah dan ‘aqidah. Lawan kata "sunnah" adalah "bid'ah".

Nabi shalallahu'alaihi wassalam bersabda, "Sesungguhnya barang siapa yang hidup diantara kalian setelahkau, maka akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaknya kalian berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnah para Khulafa-ur Rasyidin dimana mereka itu telah mendapat hidayah." (Shahih Sunan Abi Dawud oleh Syaikh al-Albani). (HR. Ahmad (IV/126-127), Abu Dawud no. 4607, at-Tirmidzi no. 2676, dan al-Hakim (I/95), dishahihkan dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi. Lihat keternagan hadits selengkapnya di dalam Irwaa-ul Ghaliil no. 2455 oleh Syaikh al-Albani.


Pengertian Jama'ah Secara Bahasa (Etimologi)

Jama'ah diambil dari kata "jama'a" artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian lain. Seperti kalimat "jama'tuhu" (saya telah mengumpulkannya); "fajtama'a" (maka berkumpul).

Dan kata tersebut berasal dari kata "ijtima'" (perkumpulan), ia lawan kata dari "tafarruq" (perceraian) dan juga lawan kata dari "furqah" (perpecahan).

Jama'ah adalah sekelompok orang banyak; dan dikatakan juga sekelompok manusia yang berkumpul berdasarkan satu tujuan.

Dan jama'ah juga berarti kaum yang bersepakat dalam suatu masalah. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, Mukhtaraarush Shihaah dan al-Qaamuusul Muhiith: (bab: Jama'a).


Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi):

Yaitu kelompok kaum muslimin ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat, tabi'in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari kiamat; dimana mereka berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam baik secara lahir maupun bathin.

Allah Ta'ala telah memeringahkan kaum Mukminin dan menganjurkan mereka agar berkumpul, bersatu dan tolong-menolong. Dan Allah melarang mereka dari perpecahan, perselisihan dan permusuhan. Allah SAW berfirman: "Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai." (Ali Imran: 103).

Dia berfirman pula, "Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka." (Ali Imran: 105).

Nabi shalallahu'alaihi wassalam bersabda, "Sesungguhnya agama ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (golongan), tujuh puluh dua tempatnya di dalam Neraka dan satu tempatnya di dalam Surga, yaitu ‘al-Jama'ah." (Shahih Sunan Abi Dawud oleh Imam al-Albani). (HR. Abu Dawud no. 4597, Ahmat (IV/102), al-Hakim (I/128), ad-Darimi (II/241). Dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Dishahihkan pula oleh Syaikh al-Albani. Lihat Silsilatul Ahadadiitsish Shahiihah no. 203.204).

Beliau juga bersabda, "Hendaknya kalian bersatu, dan janganlah bercerai-berai. Karena sesungguhnya syaitan itu bersama seorang, dan dia dari dua orang lebih jauh. Barangsiapa menginginkan di tengah-tengah Surga, maka hendaknya ia berjama'ah (bersatu)!" (HR Ahmad, dalam Musnadnya, dan dishahihkan oleh Imam al-Albani dalam kitab Sunnah karya Ibnu Abi ‘Ashim). (HR. At-Tirmidzi no. 2165, Ahmad (I/18), lafazh ini milik at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab as-Sunnah karya Ibnu Abi ‘Ashim dan bersamanya kitab Zhilaalul Jannah fi Takhrij as-Sunnah no. 88).

Seorang Sahabat yang mulia bernama ‘Abullah bin Mas'ud radhiallahu'anha berkata, "Al-Jama'ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian." (Diriwayatkan oleh al-Lalika-i dalam kitabnya, Syarah Ushul I'tiqaad Ahlis Sunnah walJama'ah). (Syarah Ushuulil I'tiqaad karya al-Lalika-i no. 160 dan al-Baa'its ‘alaa Inkaaril Bida' wal Hawaadits hal. 91-92, tahqiq oleh Syaikh Masyhur bin Hasan Salman).

Jadi Ahlus Sunnah wal Jama'ah, adalah mereka yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam , para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak dan jalan mereka, baik dalam hal ‘aqidah, perkataan maupun perbuatan, juga mereka yang istiqamah (konsisten) dalam ber-ittiba' (mengikuti Sunnah Nabishalallahu'alaihi wassalam ) dan menjauhi perbuatan bid'ah. Mereka itulah golongan yang tetap menang dan senantiasa ditolong oleh Allah sampai hari Kiamat. Oleh karena itu mengikuti mereka (Salafush Shalih) berarti mendapatkan petunjuk, sedang berselisih terhadapnya berarti kesesatan.

Ahlus Sunnah wal Jama'ah mempunyai karakteristik dan keistimewaan, diantaranya :

1. Mereka mempunyai sikap wasathiyah (pertengahan) di antara ifraath (melampaui batas) dan tafriith (menyia-nyiakan); dan di antara berlebihan dan sewenang-wenang, baik dalam masalah ‘aqidah, hukum atau akhlak. Maka mereka berada di pertengahan antara golongan-golongan lain, sebagaimana juga ummat ini berada dipertengahan antara agama-agama yang ada.

2. Sumber pengambilan pedoman bagi mereka hanyalah al-Qur-an dan as-Sunnah, Mereka pun memperhatikan keduanya dan bersikap taslim (menyerah) terhadap nash-nashnya dan memahaminya sesuai dengan manhaj Salaf.

3. Mereka tidak mempunyai iman yang diagungkan, yang semua perkataannya diambil dari meninggalkan apa yang bertentangan dengan kecuali perkataan Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam . Dan Ahli Sunnah itulah yang paling mengerti dengan keadaan Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam perkataan dan perbuatannya. Oleh karena itu, merekalah yang paling mencintai sunnah, yang paling peduli untuk mengikuti dan paling lolal terhadap para pengikutnya.

4. Mereka meninggalkan persengketaan dan pertengkaran dalam agama sekaligus menjauhi orang-orang yang terlibat di dalamnnya, meninggalkan perdebatan dan pertengkaran dalam permasalahan tentang halal dan haram. Mereka masuk ke dalam dien (Islam) secara total.

5. Mereka mengagungkan para Salafush Shalih dan berkeyakinan bahwa metode Salaf itulah yang lebih selamat, paling dalam pengetahuannya dan sangat bijaksana.

6. Mereka  menolak ta'wil (penyelewengan suatu nash dari makna yang sebenarnya) dan menyerahkan diri kepada syari'at, dengan mendahulukan nash yang shahih daripada akl (logika) belaka dan menundukkan akal di bawah nash.

7. Mereka memadukan antara nash-nash dalam suatu permasalahan dan mengembalikan (ayat-ayat) yang mutasyabihat (ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian/tidak jelas) kepada yang muhkam (ayat-ayat yang jelas dan tegas maksudnya).

8. Mereka merupakan  figur teladan orang-orang yang shalih, memberikan petunjuk ke arah jalan yang benar dan lurus, dengan kegigihan mereka di atas kebenaran, tidak membolak-balikkan urusan ‘aqidah kemudian bersepakat atas penyimpangannya. Mereka memadukan antara ilmu dan ibadah, antara tawakkal  kepada Allah dan ikhtiar (berusaha), antara berlebih-lebihan dan wara' dalam urusan dunia, antara cemas dan harap, cinta dan benci, antara sikap kasih sayang dan lemah lembut kepada kaum mukminin dengan sikap keras dan kasar kepada orang kafir, serta tidak ada perselisihan diantara mereka walaupun di tempat dan zaman yang berbeda.

9.    Mereka tidak menggunakan sebutan selain Islam, Sunnah dan Jama'ah.

10.  Mereka peduli untuk menyebarkan ‘aqidah yang benar, agama yang lurus, mengajarkannya kepada manusia, memberkan bimbingan dan nasehat kepadanya serta memperhatikan urusan mereka.

11. Mereka adalah orang-orang yang paling sabar atas perkataan, ‘aqidah dan dakwahnya.

12. Mereka sangat peduli terhadap persatuan dan jama'ah, menyeru dan menghimbau manusia kepadanya serta menjauhkan perselisihan, perpecahan dan memberikan peringatan kepada manusia dari hal tersebut.

13.  Allah Ta'ala menjaga mereka dari sikap saling mengkafirkan sesama mereka, kemudian mereka menghukumi orang selain mereka berdasarkan ilmu dan keadilan.

14.  Mereka saling mencintai dan mengasihi sesama mereka, saling tolong menolong diantara mereka, saling menutupi kekurangan sebagian lainnya. Mereka tidak loyal dan memusuhi kecuali atas dasar agama.

Secara garis besarnya, ahlus sunnah wal jama'ah adalah manusia yang paling baik akhlaknya, sangat peduli terhadap kesucian jiwa  mereka dengan berbuat ketaatan kepada Allah Ta'ala, paling luas wawasannya, paling jauh pandangan, paling lapang dadanya dengan khilaf (perbedaan pendapat) dan paling mengetahui tentang adab-adab  dan prinsip-prinsip khilaf.


Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Secara Ringkas

Bahwa Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah suatu golongan yang telah Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam janjikan akan selamat di antara golongan-golongan yang ada. Landasan mereka bertumpu pada ittiba'us sunnah (mengikuti as-Sunnah) dan menuruti apa yang dibawa oleh nabi baik dalam masalah ‘aqidah, ibadah, petunjuk, tingkah laku, akhlak dan selalu menyertai jama'ah kaum Muslimin.

Dengan demikian, maka definisi Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak keluar dari definisi Salaf. Dan sebagaimana telah dikemukakan bahwa salaf  ialah mereka yang mengenalkan Al-Qur-an dan berpegang teguh dengan As-Sunnah. Jadi Salaf adalah Ahlus Sunnah yang dimaksud oleh Nabi shalallahu'alaihi wassalam. Dan ahlus sunnah adalah Salafush Shalih dan orang yang mengikuti jejak mereka.

Inilah pengertian yang lebih khusus  dari Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Maka tidak termasuk dalam makna ini semua golongan ahli bid'ah dan orang-orang yang mendikuti keinginan nafsunya, seperti  Khawarij, Jahmiyah, Qadariyah, Mu'tazilah, Murji'ah, Rafidhah (Syiah) dan lain-lainnya dari ahli bid'ah yang meniru jalan mereka.

Maka sunnah adalah lawan kata bid'ah, sedangkan jama'ah lawan kata firqah (gologan). Itulah yang dimaksudkan dalam hadits-hadits tentang kewajiban berjama'ah dan larangan bercerai-berai.

Inilah yang dimaksudkan oleh "Turjumanul Qur-an (juru bicara al-Qur-an)" yaitu ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu'anhu dalam menafsirkan firman Allah Ta'ala, "Pada hari yang diwaktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula maka yang hitam muram". (Ali Imran: 106).

Beliau berkata, "Muka yang putih berseri adalah muka Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan muka yang hitam muram adalah muka ahlil bid'ah dan furqah (perselisihan)." (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, Juz I hal. 390 (QS. Ali Imran: 106).

sumber: Diadaptasi dari Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari, Al-Wajiiz fii Aqiidatis Salafis Shaalih (Ahlis Sunnah wal Jama'ah), atau Intisari Aqidah Ahlus Sunah wal Jama'ah), terj. Farid bin Muhammad Bathathy(Pustaka Imam Syafi'i, cet.I), hlm. 50 -60.


 Kalau contoh penulisan Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang sebenarnya bertujuan pembenaran dan mengarahkan pembaca kepada opini yang sudah ditargetkan ada banyak contohnya, dan saya tidak bisa menulisnya disini semua karena nanti akan terlalu panjang.

Dan saya juga tidak  bisa menjelaskan secara detail satu persatu dalam satu postingan, saya perlu tahapan tahapan dalam menjelaskan hal ini.

Hadits yang selalu membawa bawa nama Nashiruddin Albani adalah salah satu contoh tulisan kaum wahabi, mereka menggunakan Albani dan meninggalkan yang dishahihkan oleh bukhari muslim apabila menurut Albani tidak shahih alias dlai'f atau mardud.

Wahabi juga tidak menganggap sunnah apa yang tidak sesuai dengan amaliah mereka, walau alasannya tidak sesuai dengan Rasul, seperti contoh melakukan tahlilan.

Tahlilan Menurut Wahabi adalah bid'ah karena nabi tidak melakukan tahlilan, namun anehnya mereka memperingati kematian Abdul Wahhab padahal Rasul tidak memperingati Abdul Wahhab.
Wahabi juga menggunakan metode belajar melalui pesantren, padahal nabi tidak mondok di pesantren.
Wahabi juga melarang maulid, padahal nabi tidak pernah melarangnya.

Jadi pada dasarnya mereka bukan tidak mau melakukan apa yang tidak dilakukan oleh Nabi, akan tetapi mereka tidak mau melakukan apa apa yang menurut mereka sendiri tidak enak untuk dilakukan, atau mereka gengsi dan sok gharib dari ummat islam yang lain.

Berbeda dan tidak berjama'ah sudah bisa dijadikan salah satu contoh atau alamat bahwasanya bukan termasuk Al-Jama'ah, karena pemahaman Al-Jama'ah masih macam macam dan diantaranya adalah para sahabat nabi sendiri. dan kita sama sama tahu bahwa para sahabat tidak ada yang sok gharib terhadap sesama sahabat Nabi SAW.

Perbedaan Wahabi dengan ulama salaf terlalu banyak, saya juga tidak bisa menyebutkan satu persatu disini, begitu juga dengan paham Syi'ah.

Syi'ah adalah paham yang juga sangat jauh dari kategori Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Kesesatan Syi'ah bukan hanya terletak kepada kawin mut'ahnya saja, namun juga pada paham tauhidnya.

Pada bab Mut'ah saja Syi'ah ini sudah sangat jauh dari syari'at islam, karena Mut'ah itu adalah pelacuran berkedok agama. pelampiasan nafsu dengan alih alih nikah syah secara islam itu yang digunakan syi'ah, dan hal ini sangat mencoreng kemuliaan islam sendiri.

Selain kedua paham diatas masih banyak paham paham yang lain yang di luar paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah akan tetapi mereka mengaku ngaku Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, dan sekali lagi saya tidak bisa menyebutkan disini sekarang dan insya Allah akan saya teruskan nanti, dan semoga saja Allah meridlai amal saya ini.

Harapana Saya Dengan Postingan Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Versi Bulan Ramadlan

Saya sangat berharap pada anda para pembaca untuk menyebarkan link tulisan ini agar banyak orang yang berkunjung dan membaca postingan ini. dengan begitu tulisan saya ini tidak sia sia dan juga mendapatkan nilai yang baik menurut google, sehingga dengan begitu dengan sendirinya nanti tulisan tulisan para kaum wahabi tidak laku lagi dan akan banyak ummat islam yang lebih aman dari masukan pemahaman Wahabi.

Dan harapan utamanya saya adalah pahala dan ridla Allah Subhnahu Wa Ta'ala dan semoga saya dimasukkan kepada golongan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dan bahagia dan selamat di dunia dan di akhirat Amin.

Dan saya juga menyarankan anda untuk membaca tulisan tulisan di bawah ini:

Insya Allah, tulisan tulisan di atas dan tulisan yang saya sudah berikan link diatas dengan judul "Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Aswaja)" akan lebih banyak memberikan referensi pengetahuan anda dalam mengenal lebih dekat dengan Paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sebenarnya dan bisa lebih mengenal kelompok Ahlus Sunnah Wal Jama'ah palsu.
Dan sekian dari saya, semoga tulisan saya ini bermanfaat dan semoga Allah mencurahkan hidayahnya kepada kita semua Aamiin..
Mohon Dukungannya buat Ramadlan (Bulan Ramadlan)
Dan biasakan menulis Ramadlan dengan huruf DL bukan DH, karena penulisan dengan DH (Ramadhan) salah satu penulisan yang disebarkan oleh kaum Wahabi.
Baca dan ketahui hal ini selengkapnya di tulisan "Fakta Dasar Penulisan Ramadlan, Ramadan dan Ramadhan". dan saya sangat berterima kasih apabila anda berkenal membagikan link postingan ini ke semua orang yang anda kenal, Jazakumullah Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Tag Kata Kunci Harapan:
Penjelasan Lengkap Mengenai Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Definisi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Nahdlatul Ulama NU Apakah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Wahabi Apakah Bukan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Kelopok Apa saja yang termasuk Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Organisasi yang termasuk Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Salam Ta'dhim Bulan Ramadlan Blogger Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Next
This is the current newest page
Previous
Next Post »
Thanks for your comment